Krisis manajemen seringkali terjadi diperusahaan yang salah satunya terjadi
pada Rumah Sakit Omni Internasional. Bermula
dari Dokter di Rumah Sakit Omni Internasional yang mendiagnosis Prita Mulyasari
menderita demam berdarah atau tifus. Minimnya penjelasan atas terapi medis yang
diberikan pada saat Prita dirawat di Rumah Sakit Omni, dan diduga akibat
kesalahan pada hasil laboratorium di awal pemeriksaan kondisi Prita
semakin memburuk.
Komunikasi ini berawal dari krisis komunikasi interpersonal antara dokter
dan pasien. Setiap dokter wajib melayani komunikasi dengan baik, terutama
pemberian informasi yang memadai kepada pasien dan keluarga pasien. Pengaduan serta permintaan tertulis untuk
mendapatkan rekam medis serta hasil laboratorium awal yang tidak dapat dipenuhi
oleh pihak rumah sakit, Prita menulis surat elektronik tentang tanggapan serta
keluhan atas perlakuan yang diterimanya ke sebuah milis. Keluhan Prita secara
personal melalui email kepada teman dekatnya tidak perlu disikapi secara
berlebihan. Benar email itu muncul di mailing list, maka pihak rumah
sakit dapat merespon keluhan tersebut dengan media yang sama. Menulis untuk
berkeluh kesah ataupun menyampaikan kritik bukanlah hal yang melanggar hukum
asalkan memberikan bukti dan benar. Pada kasus Prita yang dipermasalahkan
yakni, respon dari Rumah Sakit Omni yang berlebihan sehingga banyak melukai
perasaan masyarakat. Pasien mengeluh karena
pelayanan yang menurutnya tidak memadai adalah hal yang wajar. Hal yang perlu
ditindaklanjuti yakni bagaimana keluhan tersebut didistribusikan dan dimaknai
oleh tenaga medis, dan praktisi Public Relations Rumah Sakit Omni, hal
ini akan berimbas kepada pasien dan keluarganya secara negatif.
Rumah Sakit Omni dari awal harusnya dapat
memahami bahwa hal ini dapat menjadi potensi krisis, tidak perlu mencari
kambing hitam, apalagi membuat bantahan atas tuduhan yang dilontarkan Prita,
pihak Rumah Sakit tidak perlu sampai membawa kasus ini ke ranah hukum
dengan tuduhan pencemaran nama baik, Alangkah lebih baik bila diselesaikan
secara kekeluargaan.
Seperti model yang digambarkan Laswell sebagai
berikut:
WHO ------> WHAT------> CHANNEL ------>
WHOM --------> EFEK
(SUMBER) (PESAN)
(MEDIUM) (AUDIENCE OR
LISTENER)
Pada kasus Rumah Sakit Omni, proses komunikasi sangat berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan Public relations. Public Relations
pada Rumah Sakit Omni dapat menggunakan kelima unsur diatas dalam berinteraksi
dengan publiknya dalam hal ini pasien dan keluarga pasien serta masyarakat
ketika memberikan keterangan mengenai krisis yang terjadi pada kasus Prita. Public
Relations berperan sebagai komunikator atau sumber. Public Relations
bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para
karyawan. Sehingga Public Relations berusaha melakukan hubungan komunikasi
yang efektif. Dengan demikian Public Relations dituntut mampu
secara terus menerus merelasikan atau menjadi penghubung antara stakeholder dan
pihak Rumah Sakit Omni agar terjalin hubungan yang lebih harmonis serta
menghindari terjadinya konflik-konflik karena salahpengertian dan bahkan
kesengajaan. Public Relations juga menciptakan
opini publik yang baik, sedangkan publik sebagai penerima pesan melalui
media ataupun new media, Kemudian efek yang ditimbulkan saat menerima pesan
yang disampaikan tersebut yang akan berdampak pada citra Rumah Sakit Omni.
Langkah awal yang dapat
dilakukan dengan cepat di mulai dari internal, penting bagi karyawan/manajemen
harus mengetahui issue tersebut dan Public
relations memberikan
pengarahan kepada karyawan Rumah Sakit Omni. Pihak Rumah Sakit Menyiapkan
informasi record kesehatan yang akan diberikan dokter atau ahlinya
kepada Prita dan yang paling penting, Permohonan maaf perlu disampaikan kepada Prita karena
sempat Prita merasakan tidur di lapas dan tidak bisa bertemu dengan anak-anak
dan keluarganya. Heart to Heart atau dari hati ke hati, pesan
disampaikan kepada Prita untuk menyelesaikan konflik. Memaafkan bagi Prita juga
bukanlah hal yang mudah dan bukan menyelesaikan masalah begitu saja, namun
pihak Rumah sakit Omni dapat menunjukkan tanggung jawabnya dengan
sungguh-sungguh dan meyakinkan kedepannya tidak akan terjadi kembali, akan
lebih sempurna bila Rumah sakit memberikan ganti rugi atau hadiah guna mengatasi
pasca konflik. Setelah Prita mau memaafkan dan hubungan sudah terjalin dengan
baik antara Prita dan Rumah Sakit Omni maka perlu diadakan press
conference yang dihadiri oleh Prita dan Pihak rumah sakit Omni
melalui media Massa, hal ini agar masyarakat mengetahui bahwa konflik sudah
terselesaikan dengan baik.
Rumah Sakit perlu melakukan evaluasi
terhadap sikap stakeholdernya yaitu, antara internal dan eksternal Rumah Sakit
Omni, mengidentifikasikan prosedur dan kebijakan Rumah Sakit terhadap stakeholdernya,
menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh
pemahaman dan penerimaan masyarakat. Public Relations mulai mengumpulkan
fakta untuk mengetahui proses penanganan konflik sudah selesai atau belum, dan
hal ini juga diperlukan guna mendapatkan feedback (umpan balik). Proses
komunikasi eksternal juga harus dijalankan dengan terbuka dan menghargai
masyarakat. feedback (umpan balik) dari pasien harus disikapi dengan
dengan proposional atau seimbang oleh Rumah Sakit Omni. Saran yang perlu
menjadi perhatian bagi Rumah Sakit Omni yakni tenaga medis harus dapat
memberikan pengetahuan dan kecakapan komunikasi. Hal inilah yang harus dipahami
oleh dokter dan tenaga medis lainnya, tidak hanya dalam konteks komunikasi
interpersonal atau demi kepentingan profesi, melainkan juga demi kepentingan
yang lebih luas, yakni kepentingan masyarakat.
Manajemen Rumah Sakit harus memiliki crisis
managemen plans untuk mengatasi krisis.
Bila kita lihat : Model Crisis as a tringger for change
Initiation of change ----------- Preparedness for
crisis--------------Crisis resolution--------------consolidation of learning
-----------Communication for change -------------Intiation of change
model crisis as a tringger for change
menunjukkan cara mengidentifikasi siklus krisis, dari persiapan krisis,
penyelesaian krisis, mengambil pelajaran dari krisis, mengkomunikasikan kepada
masyarakat dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan dimasa akan datang.
Bila merujuk pada model crisis as a trigger for
change, Public Relations Rumah Sakit Omni mengumpulkan semua
data-data stakeholder dari rumah sakit yang mempunyai peluang mengakibatkan
krisis manajemen. Rumah Sakit juga dapat menyiapkan tim krisis center dan tim
yang siap pakai apabila krisis terjadi dan untuk menyelesaikan krisis, Public
Relations menyiapkan bahan yang akan disampaikan kepada pimpinan Rumah
Sakit dan stakeholder. Public Relations dapat mengambil pengalaman dari
krisis manajemen dimasa lalu baik terjadi pada manajemen sendiri ataupun pada
perusahaan yang lain dan tidak akan mengulangi krisis manajemen yang sama.
Upaya preventif dapat dilakukan dengan membina hubungan/komunikasi baik dengan
masyarakat sekitar Rumah Sakit ataupun pasien dan keluarga pasien Rumah Sakit,
sehingga mereka mempunyai image yang baik mengenai Rumah Sakit tersebut dan
juga tidak mudah terpancing apabila ada yang kurang berkenan.
Pembentukan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah
Sakit Omni dapat ditempuh dengan cara membina hubungan baik dengan media massa.
Dengan adanya hubungan baik ini, maka media massa akan memberikan informasi
yang baik mengenai Rumah Sakit. Selain itu, adanya hubungan baik dengan media
massa akan menolong seandainya suatu hari nanti terjadi krisis manajemen.
Sorotan mengenai krisis yang terjadi nanti tidak akan terlalu dipublikasikan
sehingga merugikan bagi manajemen.
Terima kasih, artikel ini sangat membantu untuk tugas kuliah saya:)
BalasHapus