Sabtu, 20 Agustus 2011

Thomas Hobbes


Lahir pada tanggal 15 April 1588

Menurut Hobbes, filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat diamati.[2] Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti hukum ilmu pasti dan ilmu alam.[2] Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia (bertentangan dengan rasionalisme).[2] Dengan menyatakan yang benar hanyalah yang inderawi, Hobbes mendapatkan jaminan atas kebenaran.[6]
Hobbes dikenal sebagai salah seorang perintis kemandirian filsafat.[9] Hobbes berpendapat bahwa selama ini, filsafat banyak disusupi gagasan religius.[9] Hobbes menegaskan bahwa obyek filsafat adalah obyek-obyek lahiriah yang bergerak beserta ciri-cirinya.[9] Menurutnya, substansi yang tak dapat berubah, seperti Allah, dan substansi yang tak dapat diraba secara empiris, seperti roh,malaikat, dan sebagainya, bukanlah obyek dari filsafat.[9] Hobbes menyatakan bahwa filsafat harus membatasi diri pada masalah kontrol atas alam.[9]
Berdasarkan pemikiran tersebut, Hobbes menyatakan hanya ada empat bidang di dalam filsafat, yakni:
1.     Geometri, yang merupakan refleksi atas benda-benda dalam ruang.[9]
2.    Fisika, yang merupakan refleksi timbal-balik benda-benda dan gerak mereka.[9]
3.    Etika, yang dalam pengertian Hobbes dekat dengan psikologi.[9] Maksudnya, refleksi atas hasrat dan perasaan manusia serta gerak-gerak mentalnya.[9]
4.    Politik, yang adalah refleksi atas institusi-institusi sosial.[9]
Hobbes menyatakan bahwa keempat bidang tersebut saling berhubungan satu sama lain.[9] Karena itulah, Hobbes berpandangan bahwa masyarakat dan manusia dapat dilihat melalui gerak dan materi dalam fisika.[9]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar