Saya sudah lama sekali tinggal di Jalan Pembangunan Lima
Dalam No14 ini, biarpun rumah ini nampak seperti gubuk kecil kami sekeluarga
sangat senang sekali. Gak tiap hari senang si, pokoknya rumah ini mempunyai sejarah
dan cerita yang sangat berwarna dari mulai suka maupun duka. Dukanya ketika
....
Adik
saya bernama Andre Resmana meninggalkan dunia ini, saat itu Andre berusia 3
tahun saya masih duduk dibangku SD.
Beliau meninggal dikarenakan penyakit yang saya enggan mau menyebutnya. Awalnya
kami mempunyai firasat bahwa akan kehilangan beliau. Ditandai dengan cicak yg
jatuh di kaki beliau saat tertidur. Makanya, saya sangat jijik dan benci sekali
dengan cicak sebenarnya ini bukan salah cicak melainkan sudah takdir Tuhan.
Sewaktu
Andre dirawat dirumah sakit kami sekeluarga bergiliran menjaga beliau, tidak
terkecuali saya. Ya saya sewaktu itu masih sekolah dan harus sekolah saat itu
sedang adanya ujian, tetapi sesekali saya menjenguk beliau. Saya selalu
menangis dalam sujud dan doa saya kepada Tuhan seakan saya ingin sekali
mengganti popisis beliau begitu juga dengan mami.
Sebelumnya, Andre memang tidak
bisa berjalan tetapi tuhan memberikan kado terakhir yg begitu indah kepada
Andre dan kami sekeluarga. Sebelum andre meninggal beliau bisa berdiri sedikit
demi sedikit, dan saya sempat mengambil momen ini dalam bentuk foto hal ini tidak
akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Andre bukan sosok adik yg lemah dan
cacat tetapi Andre sosok adik yg kuat dalam hal apapun walau dia masih kecil
saya dapat rasakan itu. Jujur sekali
ketika saya menulis ini tetesan air di mata saya mengalir tak tertahankan.
Saya sangat sayang sekali dengan
adik saya itu, dia adik yg beda dari anak2 lain nya. Yaaaa Tuhan kenapa engkau
mengambil dia begitu cepat?? Kenapa kau tidak ambil nyawa ku saja?. Tuhan
mengambil Andre karena kami semua sudah siap. Tuhan mengambil Andre karena
Tuhan tau tempat terindah untuk nya. Dan Tuhan akan memerikan jalan dan hikma
untuk kami sekeluarga yg di tinggalkan saya percaya itu dan saya selalu berada
di samping dan dekat dengan Andre.
Anndre di rawat di rumah sakit
sekitar semingguan lebih seingat saya. Hari terakhir malam-malam mami sms “yang
besok bangun pagi sekolah jangan telat” “iya, gimana si dede udah agak baikan?”
“ doain aja semoga sembuh”. Subuh, ayah pulang kerumah lalu saya membuka pintu
“kenapa yah?” ayah menjawab “dede meninggal “hah? Innalillahi wa innaillaihi
rajiun”. Setelah ayah memberikan kabar serasa tiba-tiba peluru nancap di dada
saya serasa sakit tanpa awalan. Ayah pun bergegas ke mesjid untuk memberikan
pengumuman.
Beberapa tahun kemudia ibu saya
mengandung dan melahirkan seorang bai laki-laki yg wajahnya mirip Andre
bedanya...kalo andre agak sawo matang kulitnya yg ini putih kaya cina. Bai ini
diberi nama Billy Yakhsy Mansyur sekarang beliau sudah kelas 3 SD.
Sekian cerita dari saya, saya
tidak menginginkan kalian semua yg membaca bloog saya ini ikutan sedih makanya
ceritanya sampai disini aja. Semoga dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar